Oh ya, Rudy Mau Ngomong Sama Lo Tuh!



Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 10 menit yang lalu. Namun, Debby masih termenung di bangkunya.



"Heh, bengong aja nih anak... yuk, pulang ah," ujar Maria. 

"Lo tahu nggak. Mar... minggu depan tanggal berapa? Teror buat para jomblowati, tahu nggak!" tiba-tiba Debby menjerit histeris.

"Minggu depan? 14 Februari? Memang kenapa?" Maria bertanya balik.

"Ih, Mariaaaa! Sebentar lagi tuh Valentine's Day. Valentine. VAL. EN. TINEEE!!!" Debby makin histeris. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya dan mengentakkan kaki ke lantai.

Maria baru sadar, sejak masuk tahun pertama di SMA, setiap tanggal 14 Februari Debby pasti uring-uringan dan mengutuk hari tersebut - hanya karena satu alasan yang sangat berlebihan, yaitu karena dia tidak pernah mendapat cokelat valentine.

Oh, My God!



"Well, OK. Nanti gue aja yang beliin lo cokelat deh, hehehe," canda Maria, berusaha menghibur Debby.

"Maria, apa-apaan sih lo! Lo menghina gue, ya? Lo tahu kan, gue ini jomblowati abadi. Dari dulu, nggak ada cowok yang kasih gue cokelat Valentine?'

Debby merocos lagi. "Lo sih enak, udah cantik, langsing, populer! Tiap tahun selalu dapat cokelat banyak. Rudy, si anak baru itu, pasti bakal kasih lo kan!"

Kali ini, ia terlihat emosi. Wajahnya merah padam. Ia lantas bergegas pergi.

Maria tak menyangka reaksi Debby akan seperti ini. Mengapa Debby semarah itu, hanya karena sebuah cokelat Valentine? Dan kenapa ia membawa-bawa nama Rudy?



Selintas, Maria melihat sebuah buku diary  warna pink menyembul di ujung laci meja Debby. Ia penasaran. Meski ia tahu ini salah, tangannya tetap terjulur untuk mengambil. Maria membuka halaman terakhir.



6 Februari

Dear Diary, sebentar lagi Valentine's Day. It's a nightmare buat gue. Sampai umur 17 tahun ini, gue belum pernah dapat cokelat Valentine. Gue memang jelek, item, gendut. Nggak cantik kayak Maria. Gue iri sama dia. Iri! Sejak masuk SMA, setiap Valentine's Day, dia pasti dapat cokelat segepok, bunga mawar, dan hadiah dari cowok-cowok. Memang sih, Maria selalu kasih sebagian hadiah itu ke gue. Tapi, gue kan juga mau dapat dari cowok. Gue mau. Malu seumur hidup nggak pernah ngerasain Valentine's Day. Sekarang... ada Rudy. Gue suka sama Rudy, tapi udah direbut Maria. Kenapa kesempurnaan hanya untuk Maria? Gue benciii sama diri gue yang jelek ini! 😩

Maria segera mengembalikan buku harian itu ke tempatnya semula. Ia terkesiap. Ia baru menyadari, ternyata sahabatnya iri kepada dirinya dan cemburu dengan keakrabannya bersama Rudy. Setelah membaca buku diary Debby, Maria jadi merasa iba.



Keesokan harinya, Maria sengaja berangkat pagi-pagi untuk bertemu Rudy. Mereka berbicara di taman sekolah.

Lima menit sebelum bel berbunyi, sudut mata Maria menangkap sosok Debby yang sedang berjalan di koridor sekolah. Ia melihat sekilas ke arah mereka berdua, lalu menunduk. Maria merasa tak enak hati.

"Hei, pagi," sapa Maria saat di kelas. Debby hanya tersenyum dipaksakan. Maria kini tahu, selama ini rupanya Debby tidak percaya diri pada kecantikan dirinya sendiri.



11 Februari. Sore ini, Maria menuju ke rumah Debby, setelah semua pesan dan panggilannya diabaikan. Maria harus bertemu Debby.  Dia tak ingin hubungannya dengan Debby menjadi dingin seperti ini.

"Debby... sori gue ke rumah lo tiba-tiba. Habis, lo nggak balas semua SMS dan calling-an gue," kata Maria setibanya di rumah Debby.

"Sori, Mar. Gue lagi nggak mood banget minggu-minggu ini," ujar Debby.

"Oke, deh. Gue cuma mau kasih ini." Maria menyerahkan sebuah surat dan pamit pergi. Debby mengernyitkan kening. Ia bingung. Tak biasanya Maria main surat-suratan. Bergegas, dibacanya surat itu setelah menutup pintu pagar.



To: Debby

Kita jadi dingin begini sejak obrolan soal cokelat itu. Hm... gue nggak bermaksud menghina lo, kok. Cuma, ya... gue mau jujur sama lo nih. Terserah lo mau marah atau nggak sama gue. Gue nggak sengaja baca buku diary lo, cuma halaman terakhir. Maaf banget ya. Tapi sebagai sahabat yang sayang sama lo, I have to say this.

Debby, lo nggak boleh merendahkan diri lo sendiri seperti itu. Merasa gendutlah, jeleklah, hitamlah... so what? Lo itu lucu dan nice, tahu nggak? Lo itu juga jago gambar dan matematika. Suara lo juga bagus.

Kenapa lo nggak bersyukur dengan itu semua? Kenapa masih membandingkan sama gue yang nilai matematikanya selalu hancur, yang nilai pelajaran keseniannya jeblok? Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Look at your mirror! Gue iri sama senyum lo yang manis lo... So please, gue mohon, lo harus lebih percaya diri sama diri lo sendiri.

Oh ya, soal Valentine's Day. Ternyata lo fobia ya sama tanggal 14 Februari? Ya ampun. Memang kalau di tanggal 14 Februari nggak dapat cokelat, dunia bakal runtuh, gitu? Lo tuh kebanyakan baca komik romantis labil dan sinetron drama, sih.

Hei, hari kasih sayang itu nggak melulu soal cokelat, romantic things, or copies. Hari kasih sayang itu bisa diungkapkan setiap hari, setiap saat, dan ke semua orang. Nggak melulu soal pacar, bisa ke sahabat, ke ibu, ke anak jalanan...

Udah deh... daripada lo galau jadi jomblowati yang mikirin cokelat Valentine, mendingan tanggal 14 Februari ini, lo ikut gue sama Rudy ke panti asuhan. Kita mau bikin acara bagi-bagi sumbangan pakaian layak pakai, mainan, dan juga ada makan bersama di Panti Asuhan Pelangi. Gue tunggu jam 5 sore.

See you, Sweetie.

Debby tertegun membaca isi surat dari Maria. Hatinya gamang.



Rabu, 14 Februari. Kemeriahan di Panti Asuhan Pelangi.

Sedari tadi, Maria dan Rudy serta beberapa petugas panti asuhan tampak sibuk membagikan cokelat dan permen kepada anak-anak panti asuhan.

"Maria?" sebuah suara memanggil. Maria menengok. Rupanya Debby datang sambil membawa sekotak besar kue. Debby tersenyum, lalu setengah berlari ke arah Maria dan memeluk sahabatnya.

"Maria, maafin sikap kekanakkan gue yang lebay dalam menghadapi Valentine's Day, dan sudah iri sama lo. Thanks banget lo udah nyadarin gue."

Maria mengangguk senang. "Iya, sama-sama. Oh ya, Rudy mau ngomong sama lo tuh." Ia lantas beranjak pergi.



Rudy menghampiri Debby, dan menyerahkan sebuah kotak cokelat berbentuk hati.

"Happy Valentine's Day, Debby Sanjaya... World you be my Valentine?" ujar Rudy sambil tersenyum manis.

"A-apaan nih... bukannya lo suka sama Maria ya, Rud?" tanpa Debby bingung.

"Loh, gue suka sama lo, Debby Sanjaya. I like your smile and your chubby cheeks, hehe. Selama ini, gue memang suka nanyain lo ke Maria," sahut Rudy.

Di kejauhan, Debby memandang Maria yang mengerling dari balik tembok sembari mengacungkan ibu jarinya.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👶👦👧👨👩👴👵👷👮👸👳👲👱

Wanita Juga Bisa Kena Kanker Prostat

Polip Hidung Mengganggu Pernafasan dan Penciuman

Komunitas IndoRunners Membawa Virus Lari ke Masyarakat

Mengenal Buah Badam/Almond

Mengapa Berjejaring itu Penting?