el real

        Setiap orang mempunyai dua sisi yang berbeda dari kehidupannya. Seorang penulis sekaligus komedian ternama dari Amerika, Mark Twain, mengatakan, "Everyone is like a moon and has a dark side he never shown to anybody." Artinya, setiap orang seperti bulan yang mempunyai sisi gelap yang tidak pernah ia perlihatkan kepada orang lain.        Dua sisi yang dimaksud adalah sisi terang dan sisi gelap. Sisi terang merupakan masa hidup seseorang yang gemilang atau kesuksesan seseorang yang diraih dalam hidup.        Misalnya pekerjaan, keluarga, ekonomi, dan lain sebagainya. Termasuk dalam hal kerohanian, yaitu seseorang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Sedangkan sisi gelap, merupakan hal yang perlu diwaspadai. Dalam kondisi jiwa yang tak terkendali, bagian inilah yang sering merampas kegemilangan dan kesuksesan seseorang.        Contohnya, orang-orang yang dipandang sudah sukses di dalam hidup mereka, seperti para seniman, politikus, bahkan pemuka agama yang tersohor

Sebelum Anda membeli krim anti-penuaan, pastikan Anda sudah mencoba cara yang lebih alami, yakni berolahraga. Ini didukung hasil studi ilmiah, lho.        Menurut studi yang telah dipresentasikan di American Medical Society for Sports Medicine, olahraga bisa menjaga kenudaan kulit dan memulihkan tanda-tanda penuaan bagi mereka yang baru mulai berolahraga di usia lanjut.        Studi yang dilakukan tim ilmuwan dari McMaster University, Ontario, ini meneliti sejumlah partisipan, lelaki maupun perempuan, dari usia 20 - 84 tahun. Separuh mengaku berolahraga teratur, separuh lagi tidak. Kemudian, peneliti mengambil sampel kulit dari bagian bokong partisipan.        Mengapa bokong? Mark Tarnopolsky, profesor kesehatan olahraga di McMaster, menjelaskan bahwa studi ini membutuhkan bagian kulit yang paling tidak terpapar sinar matahari. Sampel kulit tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk meneliti tanda-tanda penuaan.         Dari sini, para peneliti mendapati bahwa setelah u

Selama berabad-abad, para pemikir, penulis, dan seniman mengaku gagasan terbaik mereka datang saat sedang berjalan kaki. Charles Darwin, misalnya, dikenal memiliki rute khusus di propertinya - tempat ia rutin berjalan kaki dan memikirkan gagasan-gagasan cemerlang.       Jadi, benarkah jalan kaki meningkatkan kreativitas? Para peneliti di Stanford University memutuskan untuk menguji hal tersebut. Dalam studi yang dimuat dalam The Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, Daniel Schwartz dan Marily Oppezzo dari Stanford Graduate School of Education memaparkan studi mereka.      Pertama-tama, mereka mengumpulkan sejumlah mahasiswa di ruang kosong yang hanya berisi meja dan treadmill. Oppezzo meminta mereka duduk dan mengerjakan tes kreativitas, seperti memikirkan kegunaan alternatif dari benda biasa, misalnya kancing.      Setelah itu, partisipan diminta berjalan santai di atas treadmill. Sambil berjalan, mereka diminta mengulangi tes kreativitas. Hasiln