Peran Ayah Sama Pentingnya dengan Peran Ibu dalam Momen Pengasuhan Anak



Wahai ayah, hadirlah dalam momen pengasuhan si buah hati. Sebab, peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu. Itu sebabnya, keterlibatan secara aktif keduanya sangat menentukan kualitas tumbuh kembang si kecil.

Kesibukan kerja yang mendera sering kali jadi alasan para ayah untuk menyerahkan sepenuhnya pengasuhan anak pada istri. Kondisi ini makin diperparah bila sang istri juga bekerja. Terlepas dari apapun alasan dan kondisinya, pengasuhan anak tetaplah tanggung jawab bersama ayah dan ibu. Karena itu, bijaklah membagi perhatian untuk kebahagiaan si kecil.

Menurut Naomi Soetikno, M.Pd., Psikolog, staf pengajarjar Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, ada empat unsur peran ayah, yaitu structure, warm, accessibility dan playing.

Lebih rinci, Naomi menjelaskan bahwa rumah tangga akan lemah arahnya jika tidak memiliki kepala keluarga yang tegas menetapkan aturan bagi anak-anaknya. Tetapi ini perlu diimbangi dengan ayah yang "warm" kepada anak-anak dimana seorang ayah dapat menjadi tempat buah hati mencurahkan isi hatinya. Yang ketiga, seorang ayah harus mudah diakses oleh anak di sela-sela pekerjaannya. Hal ini membuat sang anak akan selalu merasa aman dan terlindungi walaupun ayah harus termotivasi untuk bermain bersama anak-anaknya.

"Anak yang banyak bermain bersama ayahnya logika berpikir akan lebih jalan, mereka akan lebih mudah bersosialisasi, sedangkan anak yang lebih dekat dengan ibunya akan menjadi anak yang lebih hangat disebabkan sifat ibu yang lebih 'ngemong' . Tentunya akan sangat baik jika anak dekat secara emosional dengan kedua orangtuanya," ujar Naomi.

Ada sederet manfaat dari kelekatan ayah dan anak, diantaranya mampu meminimalisir perilaku yang bermasalah pada anak, memperluas lingkungan sosial, meningkatkan kualitas dari interaksi dengan teman sebaya, fungsi kognitif tertinggi anaknya, anak menunjukkan kemampuan pemecahan masalah yang optimal, berkembangnya kompetensi sosial-emosional pada akhir masa anak dan remaja, anak yang antusias memberi salam atau kesantunan, anak lebih mencari kedekatan atau kepedulian pada orangtuanya, memiliki kesehatan mental yang baik di saat dewasa, minimnya perilaku bermasalah pada akhir masa anak, memiliki sikap positif pada sekolah di masa remaja, meningkatkan prestasi ekonomi dan akademik di masa dewasa.

Devi Sani Rezki, M.Psi, Psikolog, dari Klinik Rainbow Castle menegaskan, peran ayah dalam masa-masa awal kehidupan si kecil tentu sangat besar, apalagi ada yang disebut dengan attachment, yaitu fondasi relasi yang dirasakan oleh seorang anak pada masa-masa awal kehidupannya yang mana jika relasi dengan caregiver dirasa aman dan anak merasa bisa menjadikan caregiver tersebut pusat pemberi rasa aman dan nyamannya maka ia bisa secara optimal mengeksplorasi dunia sekitar, menyerap stimulus yang ditawarkan lingkungannya.

"Ayah juga turut andil menjadi salah satu caregiver yang menghadirkan bentuk attachment yang memberi kenyamanan dan keamanan pada bayi," ujar Devi.

Devi melansir penelitian yang dilakukan Verschueren & Marcoen tahun 1999 menunjukkan bahwa anak dengan attachment ayah-anak yang secure menunjukkan masalah perilaku lebih sedikit dan kemampuan sosial yang lebih bagus dibandingkan yang attachment ayah-anaknya tidak secure.

"Sepengamatan saya, saat ini semakin banyak ayah yang menyadari bahwa tidak cukup hanya ibu saja yang memegang peran pengasuhan. Bahkan ada beberapa komunitas ayah yang menyadari betul peran mereka dalam membantu ibu yang baru melahirkan agar bisa memproduksi ASI optimal dengan dukungan moril sang ayah," ungkapnya kemudian.

Keterlibatan ayah, menurut Naomi, yaitu berinteraksi secara langsung dengan anak, secara fisik dan atau psikologis mudah diakses atau siap untuk anaknya, bertanggung jawab berkaitan dengan kesejahteraan anak dan pemberian kasih sayang.

Perilaku ayah yang positif seperti keberadaan yang suportif mampu menyampaikan harapan dari perilaku anak, kualitas untuk memberi instruksi yang efektif sesuai perkembangan anak, memiliki ketegasan, ikut andil dalam menumbuhkan kemandirian anak, penghargaan pada anak menunjukkan efek positif pada anak, menikmati kegembiraan bersama-sama, bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Kepekaan ayah untuk mengajak anak bermain memprediksi kualitas pengasuhan ayah pada tahun-tahun pertama anak, dan sangat berhubungan dengan kelekatan yang dimiliki oleh ayah terhadap anaknya. Hal ini merupakan predictor yang tepat untuk menggambarkan kelekatan ayah-anak selanjutnya. Ayah lebih dipercaya sebagai teman bermain anak dan sebagai figure pengganti dalam kelekatan anak daripada sebagai figur utama.

Dalam pengasuhan, Devi menegaskan, tentu sangat banyak peran ayah dan tidak bisa dikotak-kotakkan berdasarkan tugas dan peran, bahwa ini peran ayah dan ini peran ibu. Karena semakin banyak ayah terlibat secara positif pada semakin banyak aspek kehidupan anak, tentu akan jauh lebih baik dibandingkan hanya ibu saja yang terlibat dan berperan.

Namun perlu diingat keterlibatan ayah harus mencakup tiga aspek, yaitu interaksi, ayah terlibat langsung dengan anak, aksesibilitas, ayah hadir secara fisik dan psikis dengan anak, dan tanggung jawab, ayah menjamin tanggung jawab akan kesejahteraan anaknya.

"Peran penting sosok ayah ada pada semua aspek kehidupan buah hati tentunya," tegas Devi.

Menurutnya yang anak rasakan dari kehadiran sang ayah, sangat tergantung pada kesan yang ayah tersebut munculkan ketika ia hadir bersama anaknya. Ayah yang memiliki sensitivitas, artinya ayah tersebut mampu untuk mengenali dan secara akurat menginterpretasi apa sebenarnya yang anak butuhkan serta berespons dengan cara yang penuh afeksi, tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan, tentu ayah seperti ini akan memberikan makna kebahagiaan yang membekas pada anak ini hingga ia dewasa kelak.

Perlu dipahami aspek yang dipelajari seorang anak dari sosok ayahnya, tentu sangat banyak. Apalagi jika kita ingat bahwa proses belajar anak banyak dilakukan melalui proses imitasi dari orang terdekatnya. Perlu kita pahami, bahwa anak tidak hanya belajar dari apa yang diajarkan melalui nasihat atau kata-kata orangtuanya, tetapi lebih banyak dari apa yang ia lihat terutama dari ayah atau orang terdekatnya lakukan.

Sesungguhnya tidak ada batasan baku bahwa ayah harus melakukan a-b-c dan ibu d-e-f dan setiap keluarga sangat berbeda baik dari segi pembagian waktu serta nilai pengasuhan yang dianut. Kembali lagi pada 3 aspek keterlibatan ayah yang perlu didalami oleh seorang ayah, semakin diperkuat, baik oleh ayah maupun ibu, tentu semakin baik bagi perkembangan jiwa anak.

Devi menyebutkan, tantangan pengasuhan dari sosok ayah di era saat ini adalah gadget. "Klien saya banyak sekali yang sulit untuk memperhatikan secara penuh saat bermain dengan anak. Bahkan sebagian besar tidak sadar ketika anaknya menoleh dan tersenyum minta untuk ditanggapi permainannya. Tentu hal ini menyedihkan, mengingat dari momen-momen bermainlah anak menjalin kemampuan untuk berinteraksi sosial dan meregulasi diri dari emosi serta melatih memperpanjang atensinya," papar Devi.

Anak-anak yang kurang beruntung dengan tidak hadirnya sosok ayah karena berbagai sebab, tentu peran ayah tidak bisa terganti, namun dengan adanya caregiver lain yang memiliki good parenting practise, perilaku misbehavior pada anak akan dapat dihindari dan pertumbuhannya bisa lebih optimal.

Sebab tidak ada sosok pengganti yang bisa memainkan peran sebagai ayah dalam keluarga besar. Untuk mengisi kekosongan peran ayah bagi tumbuh kembang si kecil, tentunya dengan good parenting practise sang ibu.

"Artinya kemampuan parenting yang tidak hanya didasarkan pada teknik-teknik saja tetapi juga dengan hati, niat dan kasih sayang dalam membesarkan anak. Dimana parenting tidak dijalankan sebagai kewajiban semata tapi suatu kenikmatan dalam membesarkan dan melihat mereka tumbuh. Tidak lupa menerima anak apa adanya," pungkas Devi.


Pada balita usia 0-2 tahun, bermain bersama ayah akan membantu perkembangan sensor motorik mereka, sedangkan pada balita usia 2-5 tahun akan membantu perkembangan logika mereka.

Kelekatan attachment yang aman adalah ciri dari kualitas hubungan yang terbangun yang terbangun secara umumnya berasal dari fungsi perilaku orangtua. Orangtua yang memberikan kehangatan, cepat tanggap, dan ketepatan dalam menanggapi kebutuhan anak, maka anak akan mengembangkan kepercayaan terhadap pengasuh yang ditampilkan dengan keberanian untuk eksplorasi, mencari kedekatan, dan karakteristik perilaku yang didasari rasa aman.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👶👦👧👨👩👴👵👷👮👸👳👲👱

Wanita Juga Bisa Kena Kanker Prostat

Polip Hidung Mengganggu Pernafasan dan Penciuman

Komunitas IndoRunners Membawa Virus Lari ke Masyarakat

Mengenal Sindrom Kaki Gelisah yang dapat Merusak Kualitas Istirahat Anda

Cara yang Benar Dalam Memberikan MPASI Bagi Sang Buah Hati