Banyuwangi Kian Mencuat Sebagai Primadona Baru Wisata Jawa Timur


Banyuwangi kian mencuat sebagai primadona baru wisata Jawa Timur, bahkan mendapat pengakuan dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola". Bagaimana Pemkab Banyuwangi meramu strategi?

Pada masanya, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pernah dicitrakan sebagai daerah yang terkenal aktivitas klenik atau biasa dikenal sebagai kota santet. Kini julukan itu mulai pudar seiring dengan perkembangan dan kemajuan Banyuwangi di bidang pariwisata.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi konsisten dengan pengembangan wisata berbasis pelestarian alam sebagai pijakan pembangunan potensi wisatanya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu memiliki ragam wisata alam yang layak dikunjungi, antara lain Kawah Ijen, Alas Purwo, Jilen, Pulau Merah, dan Teluk Hijau.

Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan Banyuwangi telah berubah wajah menjadi kota tujuan wisatawan lokal maupun asing karena terus berbenah diri dengan menggali potensi yang ada. Mulai dari potensi alam, sosial-budaya dan tradisi, hingga potensi sumber daya manusia (SDM).

Sebagai destinasi wisata, Banyuwangi memiliki potensi besar yang belum tersentuh secara maksimal. Kedekatan geografis dengan Bali sebagai magnet pariwisata Indonesia seharusnya bisa jadi pintu bagi berkembangnya wisata Banyuwangi. "Potensi wisata dan budaya yang ada di Bumi Blambangan bisa menjadi salah satu pendukung 'Beyond Bali'", ungkap Anas.

Di bidang infrastruktur, Banyuwangi terus membangun dengan memperluas landasan pesawat Bandara Blimbingsari dari yang semula 1.800 meter menjadi 2.500 meter, kemudian 2.800 meter. Adapun lebar landasan dari 30 meter dilebarkan hingga 45 meter. Jumlah penerbangan pun semakin ditambah, yang awalnya hanya 1 kali menjadi 4 kali penerbangan dalam sehari. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah penumpang pesawat menuju Banyuwangi.

"Jumlah penumpang pesawat pada awal tahun 2010 hanya berkisar 7.300 orang, sekarang ini mencapai 287.000 orang. Akses dari Surabaya ke Banyuwangi yang biasanya ditempuh selama 8 jam menggunakan kendaraan bermotor, kini cukup ditempuh dengan 45 menit menggunakan pesawat terbang.

Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga terus ditingkatkan dengan disediakannya 1.400 titik WiFi gratis. Sekitar 830 fiber optik pun digelar untuk mendukung "Smart Kampung", yakni program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi dengan kerangka program terintegrasi memadukan penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

Gelar Puluhan Event Wisata

Saat ini kunjungan wisatawan domestik ke Banyuwangi mencapai 2 juta orang per tahun, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 50.000 orang. Keberhasilan Banyuwangi menjadi destinasi utama wisatawan didukung oleh strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai dari media konvensional hingga media digital.

Menurut Anas, kunci sukses memasarkan Banyuwangi karena transparan dan jujur, antara pesan yang dikomunikasikan dan fakta di lokasi harus sama. Kalau pemasaran hanya mem-branding tapi tidak ada perubahan, pengunjung tidak akan kembali. Apalagi yang ditawarkan Banyuwangi adalah pariwisata yang memiliki risiko tinggi.

"Begitu dipromosikan dan tidak sesuai, pengunjung tidak akan mau kembali dan memberikan testimoni. Yang paling penting, kegiatan promosi harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sebab tanpa kesejahteraan, promosi apa pun akan mendapatkan pertentangan dan timbal balik yang buruk karena masyarakat tidak merasakan dampaknya secara langsung," terang Anas.

Bentuk promosi yang dinilai efektif dalam menggaet wisatawan adalah menggelar event kreatif bertajuk "Banyuwangi Festival" yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership. Setiap tahun digelar 53 event wisata berkelas, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu.

Pemkab Banyuwangi mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain. Misal, Jember memiliki Fashion Carnival dan Banyuwangi punya Banyuwangi Ethno Carnival. Perbedaan kedua event ini yaitu Jember membawa tema dunia ke daerahnya, sedangkan Banyuwangi membawa tema lokal ke dunia.

Berdayakan Masyarakat

Dalam pengembangan wisata berkelanjutan berbasis lingkungan, Pemkab Banyuwangi melibatkan masyarakat lokal sesuai visi pariwisata berbasis masyarakat dengan mendorong keterlibatan komunitas setempat. Alhasil, bisnis kuliner, transportasi, dan UMKM ikut tumbuh signifikan.

"Pariwisata menjadi lokomotif pertumbuhan daerah di samping pertanian dan perikanan. Pariwisata sangat berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Angka kemiskinan di Banyuwangi menurun, sebelum tahun 2010 sebesar 20,09% dan sekarang hanya 9,25%. Pendapatan per kapita pun turut terdongkrak dari Rp 20,8 juta per kapita per tahun menjadi Rp 37,78 juta per kapita per tahun," beber Anas.

Perkembangan TIK juga dimanfaatkan Pemkab Banyuwangi untuk memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yaitu dengan diluncurkannya "digital market place" www.banyuwangi-mall.com bagi pelaku UMKM Banyuwangi. Program yang menggandeng PT Bank Negara Indonesia ini menempatkan Banyuwangi sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang memfasilitasi penjualan produk UMKM-nya secara digital dan terintegrasi.

"Platform ini diharapkan bisa mendorong terwujudnya ekosistem digital bagi UMKM lokal, sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas," ujarnya.

Tak hanya sukses mengembangkan ekowisata di dalam negeri. Kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" ini pun mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) dengan meraih penghargaan UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola" di Madrid, Spanyol.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👶👦👧👨👩👴👵👷👮👸👳👲👱

Wanita Juga Bisa Kena Kanker Prostat

Polip Hidung Mengganggu Pernafasan dan Penciuman

Komunitas IndoRunners Membawa Virus Lari ke Masyarakat

Pemanis Buatan Sama Berbahayanya Dengan Pemanis Alami

Mengenal Buah Badam/Almond