Polyglot Indonesia, Para Penutur Banyak Bahasa



Suka bahasa? Ingin mengasah keterampilan bercakap bahasa asing dalam suasana santai? Ini komunitas yang tepat untuk Anda.

Ada berapa jumlah bahasa di dunia?

Menurut lembaga riset bahasa Ethnologue, saat ini ada 7.909 bahasa di dunia. Jumlah tersebut tidak hanya meliputi bahasa nasional, melainkan juga berbagai bahasa daerah.

Nah, dari jumlah tersebut, berapa bahasa yang Anda kuasai? Jika lebih dari dua, bahkan lebih, Anda bisa disebut polyglot, yakni orang yang fasih berkomunikasi dalam beberapa bahasa. Bung Karno mungkin merupakan polyglot paling terkenal dari Indonesia.

David Cox, polyglot asal Amerika Serikat, menguasai enam bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Beberapa tahun lalu, Cox sempat diundang oleh Monis Pandhu dan Sandya Rani Yunita, pelopor Polyglot Yogyakarta.

Di kota tersebutlah, terbentuk komunitas pertama untuk polyglot. Mengaku terinspirasi Polyglot Club di Paris, para pendirinya bertujuan memperbanyak jam praktik bahasa asing dalam suasana santai dan menyenangkan.

Namun, karena kesibukan, Polyglot Yogyakarta sempat terhenti. Syukurlah, era media sosial lantas memudahkan para pencinta multibahasa untuk kembali berinteraksi. Ketika itu, Monis dikontak oleh Arradi Nur Rizal yang berdomisili di Stockholm, Rusia.

Sebelumnya, Rizal kepincut oleh kebolehan Krisna Laurensius, orang Indonesia yang mengunggah video saat berlatih 13 bahasa di YouTube. Komunikasi antara Monis, Arradi, dan Krisna akhirnya berbuah komitmen untuk membentuk Polyglot Indonesia pada 2012.

Komunitas ini hadir sebagai wadah bagi para penggemar bahasa yang menguasai atau sedang mempelajari bahasa Indonesia. Dalam waktu satu tahun, Polyglot Indonesia telah menginisiasi pertemuan di enam kota, yakni Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Aceh, dan Semarang.

Melalui Facebook, Polyglot Indonesia dikenal dengan cepat.

Pertemuan komunitas ini rutin dihadiri 15-30 orang Indonesia maupun orang asing. Karena semakin banyak yang bergabung dan jumlah bahasa yang diminati juga meningkat, maka pertemuan dibagi per bahasa. Setiap bahasa memiliki koordinator yang mengatur jadwal pertemuan. Sekali sebulan, diadakan "All Languages Polyglot Meeting."

Aturan main yang mesti dipatuhi dalam komunitas ini antara lain: peserta harus aktif berpartisipasi dalam diskusi, dilarang mengungkit hal-hal yang berbau SARA, menghormati pendapat orang lain, dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk turut berbicara.

Dari komunitas ini, tak sedikit yang berhasil meraih impian belajar bahasa asing melalui beasiswa. Salah satunya seorang anggota dari Semarang yang amat bersemangat untuk bergabung sampai datang ke Jakarta dan menumpang di salah satu koordinator.

"Orangnya pemalu, padahal ia memiliki kemampuan cukup tinggi. Sekarang, ia berhasil mendapat beasiswa untuk kuliah di jurusan Sastra Inggris dan menjadi inspirasi," tutur Fajar Triperdana, Koordinator Polyglot Jakarta.

Fajar sendiri mengaku mendapatkan banyak hal dari berkomunitas, salah satunya suntikan semangat untuk terus mempelajari dan mengasah kemampuan bahasa asing.

"Saya menemukan teman-teman sehati yang akrab. Komunitas ini juga melatih saya dalam kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan organisasi, serta memperluas networking," tandas Fajar.

Dia dapat berbicara dalam beberapa bahasa, seperti Inggris, Jepang, Italia, Spanyol, dan sedang giat mempelajari bahasa Perancis, Portugis, Ceko, dan Rusia. Namun, Fajar tetap tak melupakan bahasa Jawa dan Sunda yang juga dikuasainya!

Lain Fajar, lain pula Rinaldi.

Pekerja profesional ini bergabung dengan Polyglot Indonesia cabang Jakarta pada 2013, setelah dia mendapat rekomendasi seorang teman yang mengikuti pertemuan komunitas tersebut beberapa bulan sebelumnya.

Motivasi utama Rinaldi: berlatih bicara bahasa asing langsung dengan teman-teman penggiat bahasa, sehingga keterampilan berbahasa asing bisa terus terasah dan tidak lupa.

"Hingga saat ini, saya sudah bisa mengerti dan berbicara dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Rusia, Belanda, Spanyol," ungkap Rinaldi.

Namun, pria yang rutin mengikuti meetup dua kali setiap bulan di Jakarta tersebut masih terus ingin belajar. Saat ini, dia sedang belajar bahasa Mandarin, Korea, Italia, Ceko dan Portugis. Rinaldi juga tekun mengikuti pertemuan tahunan Polyglot Indonesia National Gathering.

"Dari komunitas ini, saya bisa berlatih mengasah keterampilan berbahasa asing secara langsung dengan teman-teman, berdiskusi tentang suatu topik dan merepresentasikannya dalam bahasa yang saya pilih, serta berkenalan dengan penutur asli dari mancanegara. Semua dalam format yang menarik dan menyenangkan," tutur Rinaldi.

Baginya, pengalaman paling menarik adalah saat dia bisa berjumpa langsung dengan teman-teman pencinta bahasa dari berbagai penjuru Indonesia. "Kami merasa seperti sebuah keluarga besar yang disatukan oleh passion yang sama, yaitu bahasa," tegasnya.

"Saya melihat cukup banyak generasi muda Indonesia yang tertarik belajar bahasa asing dan mencari wadah yang tepat untuk berlatih. Kami juga memberi tempat seluas-luasnya untuk teman-teman yang ingin melestarikan bahasa-bahasa daerah, lho!" pungkas Rinaldi.


Komentar

Paling Banyak Dibaca 👶👦👧👨👩👴👵👷👮👸👳👲👱

Wanita Juga Bisa Kena Kanker Prostat

Mengenal Buah Badam/Almond

Waspada Terhadap 6 Penyakit Ini Yang Ditandai Dengan Gejala Meriang

Kalau ke Sukabumi, yuk Mampir ke Air Panas Cisolok

Mengenal Sindrom Kaki Gelisah yang dapat Merusak Kualitas Istirahat Anda