Tidur Cukup Untuk Diet Sukses
Sudah lama diet namun tak kunjung berhasil? Anda tidak sendiri.
Menurut World Health Organisation, lebih dari 1,4 miliar orang dewasa usia 20 dan lebih mengalami kelebihan berat badan pada 2008 - nyaris dua kali lipat jumlah pada 1980.
Kini, para peneliti mengungkap satu faktor penting dalam diet: tidur cukup. Mengapa? Menurut studi yang dimuat di dalam jurnal Nature Communications tersebut, kekurangan tidur mengakibatkan perubahan dalam aktivitas otak yang memicu orang merasa lebih lapar dan menginginkan makanan yang menggemukkan.
Para peneliti sudah lama menunjukkan korelasi antara peningkatan obesitas di negara-negara industri dan penurunan durasi tidur. Namun, baru-baru ini saja dunia sains bisa menjelaskan mekanismenya.
Dalam studi tersebut, tim peneliti dari University of California menggunakan MRI untuk menemukan perubahan pada aktivitas otak subjek yang kekurangan tidur. Mereka memindai 23 subjek sebanyak dua kali: sekali setelah tidur malam dalam durasi normal, dan sekali setelah tidur malam yang kurang dari normal. Esok harinya, aktivitas otak subjek diukur selagi mereka memilih jenis dan porsi makanan dari 80 foto yang berbeda.
Bagi subjek yang kekurangan tidur, para peneliti menyadari adanya gangguan aktivitas di area korteks yang mengevaluasi nafsu makan dan rasa kenyang. Secara bersamaan, terjadi peningkatan di area otak yang terkait dengan keinginan untuk makan sesuatu.
"Satu temuan tambahan yang menarik adalah bahwa makanan berkalori tinggi tampak lebih memikat bagi subjek yang kekurangan tidur," papar Matthew Walker, salah seorang penulis studi dari departemen psikologi di University of California.
Hasil studi ini memberikan penegasan mengenai apa yang terjadi pada mekanisme otak ketika kurang tidur mengakibatkan peningkatan berat badan. Bagi mereka yang ingin mengendalikan berat badan dan sukses berdiet, maka mempertahankan waktu tidur yang cukup menjadi faktor yang penting.
Selamat mencoba!
Komentar