Hidup Aktif Bisa Menurunkan Risiko Sakit Jantung
Di AS, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian perempuan, yang membunuh 292.188 perempuan pada 2009. Itu berarti penyakit jantung menjadi penyebab kematian 1 dari 4 perempuan di AS.
"SAYA kan tidak merokok dan tidak punya kebiasaan kesehatan yang buruk, jadi saya tidak perlu takut terkena serangan jantung," cetus seorang perempuan pekerja ketika ada yang mengajaknya berolahraga. Yang mengajak hanya bisa mengingatkan, orang yang jarang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga dapat berisiko terkena gangguan kardiovaskuler.
Memang benar, kebiasaan buruk menjadi faktor risiko timbulnya gangguan kardiovaskuler. Namun, menurut studi yang dilansir JAMA (Journal of the American Medical Association), rendahnya kebugaran tubuh dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan gangguan kesehatan lainnya. Perokok dan mereka yang punya kebiasaan berisiko lainnya, jika tubuhnya senantiasa dalam keadaan bugar, memiliki kemungkinan kematian yang lebih kecil dibandingkan mereka yang tidak punya kebiasaan berisiko, tetapi kebugaran tubuhnya rendah.
Hal itu bukan berarti kebiasaan-kebiasaan yang berisiko, seperti merokok atau mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi secara berlebihan patut dibiarkan. Yang terutama ialah menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh. Studi tersebut juga menyatakan, pengamatan terhadap mereka yang memiliki tingkat kebugaran yang tinggi dan sedang-sedang saja tampaknya membantu melindungi tubuh dari faktor-faktor risiko lainnya.
Lalu, bagaimana caranya agar dapat mempertahankan kebugaran tubuh? Tentu saja dengan berolahraga. Untuk memilih jenis olahraga yang sesuai, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Studi lain menyatakan, meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari, seperti berjalan kaki, menaiki tangga atau berkebun, memiliki efek terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh yang sama dengan latihan-latihan aerobik lainnya.
Beruntunglah mereka yang tidak memiliki kebiasaan buruk yang merugikan tubuh. Kalaupun masih enggan berolahraga secara teratur, biasakan diri untuk hidup aktif. Kebiasaan pekerja kantor yang lebih banyak duduk berkutat di depan komputer harus diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Sebagai contoh, Anda tidak perlu setiap kali menggunakan lift jika ruang kantor masih dapat dijangkau dengan menaiki tangga.
Komentar