Jalan Kaki Tingkatkan Kreativitas
Selama berabad-abad, para pemikir, penulis, dan seniman mengaku gagasan terbaik mereka datang saat sedang berjalan kaki. Charles Darwin, misalnya, dikenal memiliki rute khusus di propertinya - tempat ia rutin berjalan kaki dan memikirkan gagasan-gagasan cemerlang.
Jadi, benarkah jalan kaki meningkatkan kreativitas? Para peneliti di Stanford University memutuskan untuk menguji hal tersebut. Dalam studi yang dimuat dalam The Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, Daniel Schwartz dan Marily Oppezzo dari Stanford Graduate School of Education memaparkan studi mereka.
Pertama-tama, mereka mengumpulkan sejumlah mahasiswa di ruang kosong yang hanya berisi meja dan treadmill. Oppezzo meminta mereka duduk dan mengerjakan tes kreativitas, seperti memikirkan kegunaan alternatif dari benda biasa, misalnya kancing.
Setelah itu, partisipan diminta berjalan santai di atas treadmill. Sambil berjalan, mereka diminta mengulangi tes kreativitas. Hasilnya, kreativitas nyaris semua partisipan meningkat signifikan selagi mereka berjalan.
Oppezzo kemudian menguji apakah efek tersebut masih bertahan setelah partisipan selesai berjalan. Ia meminta partisipan untuk duduk dan mengerjakan tes kreativitas, lalu berjalan di atas treadmill selama delapan menit, dan duduk kembali untuk mengerjakan tes yang sama.
Lagi-lagi, berjalan kaki terbukti meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan gagasan kreatif. Partisipan yang telah berjalan kaki menciptakan gagasan yang lebih baik ketimbang sebelum berjalan kaki.
Akhirnya, untuk menguji implikasi di dunia nyata, Oppezzo memindahkan eksperimennya ke luar ruang. Secara mengejutkan, tingkat kreativitas partisipan studi Oppezzo sama saja, baik ketika mereka diminta berjalan kaki menyusuri kampus hijau Stanford maupun berjalan kaki di treadmill dan menghadap tembok polos. Ini berarti, bukan latarnya yang terpenting, melainkan berjalan kaki itu sendiri.
Komentar